Pages

Ads 468x60px

Saturday, December 14, 2013

Menghilangkan Keburukan Diri

Mungkin kita pernah bertanya entah kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri: Bagaimana caranya menghilangkan keburukan-keburukan dalam diriku?

Well, ada kabar kurang baik dan ada kabar baik. Kabar baiknya adl bahwa kita sebenarnya hanya memiliki kebaikan dan tidak memiliki keburukan. Kita percaya bahwa kita diciptakan oleh Sang Sumber Kebaikan dan bahwa kita berasal dari padaNya. Kita diciptakan BAIK adanya. Oleh karena itu, secara alamiah, kita ini baik adanya. Sekali lagi, tidak ada yang buruk dalam diri manusia.

Kabar yang kurang baik adalah kadar kebaikan ini bisa kuat atau lemah. Maka, tidak ada keburukan, yang ada adalah kelemahan atau "kebaikan yang lemah". Kelemahan ini tidak bisa dihilangkan, namun bila disadari bisa dikendalikan. Bila tidak dikendalikan, akan membawa akibat buruk. Inilah mengapa kelemahan sering kita identikan dengan keburukan.

Misalnya ada org yg suka berkata-kata "kotor". Dampaknya adalah buruk. Orang menjadi tidak simpatik dengan dia. Yang buruk adalah kata-kata dan akibatnya. Namun diri sejatinya sebagai manusia tetap baik. Yang lemah adalah kemampuan untuk berkata-kata santun. Kalau ia menyadari hal ini, ia mungkin tidak langsung bisa mengubah kebiasaan berkata-kata kotor menjadi santun, tapi ketika ia sadar ia telah berkata kotor, ia bisa meminta maaf dan merevisi perkataannya dengan kata-kata yang lebih baik. Dengan demikian ia perlahan-lahan mulai mengendalikan kelemahannya. Lambat laun ia akan mampu mengendalikan lidahnya.

Contoh lain, pelajar yang kecanduan main game. Orang ini punya kebaikan yang kuat yakni daya tahan dan ketekunan. Namun kelemahannya ada pada penempatan yang salah utk saat ini, ketika ia punya kewajiban yang lebih penting demi masa depannya. Tidak ada yg salah dengan kecanduan main game. Siapa yang melarang lansia yg sudah pensiun berjam-jam main game utk mengisi waktunya hehehe... Nah, kalau si pelajar bisa menyadari bahwa ia punya kekuatan daya tahan dan ketekunan dalam bermain game, maka ia juga sebenarnya punya daya tahan dan ketekunan yg sama untuk belajar. Ini pun harus dilatih agar kebaikan yg lemah itu dapat dikuatkan. Misalnya 1 jam belajar diselingi 10 menit game/1 level game. Lalu meningkat menjadi 90 menit belajar diselingi 10 menit game. Begitu seterusnya sampai akhirnya ia bisa dengan tegas mengatakan kepada diri sendiri, belajar sampai selesai baru main game.

Oke? Carilah kebaikan mana yang kuat dan mana yang lemah dalam dirimu. Gunakan kebaikan-kebaikanmu agar hidupmu semakin menjadi baik dan berguna. Yang kuat dipergunakan dengan baik, yang lemah dikuasai agar tidak menghambat.

0 comments:

Post a Comment