Mungkin
kita pernah bertanya entah kepada orang lain ataupun kepada diri
sendiri: Bagaimana caranya menghilangkan keburukan-keburukan dalam
diriku?
Well, ada kabar kurang baik dan ada kabar baik. Kabar
baiknya adl bahwa kita sebenarnya hanya memiliki kebaikan dan tidak
memiliki keburukan. Kita percaya bahwa kita diciptakan oleh Sang Sumber
Kebaikan dan bahwa kita berasal dari
padaNya. Kita diciptakan BAIK adanya. Oleh karena itu, secara alamiah,
kita ini baik adanya. Sekali lagi, tidak ada yang buruk dalam diri
manusia.
Kabar yang kurang baik adalah kadar kebaikan ini bisa
kuat atau lemah. Maka, tidak ada keburukan, yang ada adalah kelemahan
atau "kebaikan yang lemah". Kelemahan ini tidak bisa dihilangkan, namun
bila disadari bisa dikendalikan. Bila tidak dikendalikan, akan membawa
akibat buruk. Inilah mengapa kelemahan sering kita identikan dengan
keburukan.
Misalnya ada org yg suka berkata-kata "kotor".
Dampaknya adalah buruk. Orang menjadi tidak simpatik dengan dia. Yang
buruk adalah kata-kata dan akibatnya. Namun diri sejatinya sebagai
manusia tetap baik. Yang lemah adalah kemampuan untuk berkata-kata
santun. Kalau ia menyadari hal ini, ia mungkin tidak langsung bisa
mengubah kebiasaan berkata-kata kotor menjadi santun, tapi ketika ia
sadar ia telah berkata kotor, ia bisa meminta maaf dan merevisi
perkataannya dengan kata-kata yang lebih baik. Dengan demikian ia
perlahan-lahan mulai mengendalikan kelemahannya. Lambat laun ia akan
mampu mengendalikan lidahnya.
Contoh lain, pelajar yang
kecanduan main game. Orang ini punya kebaikan yang kuat yakni daya tahan
dan ketekunan. Namun kelemahannya ada pada penempatan yang salah utk
saat ini, ketika ia punya kewajiban yang lebih penting demi masa
depannya. Tidak ada yg salah dengan kecanduan main game. Siapa yang
melarang lansia yg sudah pensiun berjam-jam main game utk mengisi
waktunya hehehe... Nah, kalau si pelajar bisa menyadari bahwa ia punya
kekuatan daya tahan dan ketekunan dalam bermain game, maka ia juga
sebenarnya punya daya tahan dan ketekunan yg sama untuk belajar. Ini
pun harus dilatih agar kebaikan yg lemah itu dapat dikuatkan. Misalnya 1
jam belajar diselingi 10 menit game/1 level game. Lalu meningkat
menjadi 90 menit belajar diselingi 10 menit game. Begitu seterusnya
sampai akhirnya ia bisa dengan tegas mengatakan kepada diri sendiri,
belajar sampai selesai baru main game.
Oke? Carilah kebaikan
mana yang kuat dan mana yang lemah dalam dirimu. Gunakan
kebaikan-kebaikanmu agar hidupmu semakin menjadi baik dan berguna. Yang
kuat dipergunakan dengan baik, yang lemah dikuasai agar tidak
menghambat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment